SMK PGRI 2 Ponorogo, Sekolah Menuju Kerja yang Menjawab Keresahan Wali Murid

Kegiatan proses belajar mengajar di SMK PGRI 2 terus berlangsung dan tidak berpengaruh kondisi apapun...

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Di tengah riuhnya dunia pendidikan kejuruan yang kerap dirundung stigma murid buangan, SMK PGRI 2 Ponorogo justru tampil menentang arus. Sekolah yang berdiri sejak 1984 atas inisiasi Mbah Pirngadi—tokoh pendidikan legendaris di Bumi Reog—ini justru menjelma menjadi magnet bagi para wali murid. 

Alasannya sederhana: hampir 97 persen lulusan sekolah ini langsung terserap ke dunia kerja, sebagian besar ke perusahaan multinasional.

Megah, gapura SMK PGRI 2 Ponorogo

Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, sekolah ini kini menjadi rujukan utama bagi masyarakat yang mendambakan pendidikan vokasi berkualitas, terjangkau, dan langsung mengantarkan anak ke gerbang industri. 

"Tidak berlebihan jika ada yang menyebut SMK sebagai ‘Sekolah Menuju Kerja’. Di sini, itu bukan sekadar slogan," ujar Agus Pariadi, Koordinator Hubungan Luar Negeri SMK PGRI 2 Ponorogo.

Bermula dari menumpang di SDN Keniten selama empat tahun, lalu berpindah ke SDN Beduri 1 dan 2, sekolah ini akhirnya menempati gedung permanen di Jalan Dr. Sutomo, sebelum kemudian resmi berpindah ke lokasi sekarang sejak 1992. Dari hanya tiga jurusan—Teknik Mesin, Listrik, dan Bangunan—kini sekolah ini mengelola 9 jurusan dengan total siswa mencapai 2.592 orang.

Kerja sama strategis dengan raksasa industri seperti Astra International, Auto 2000, United Tractors, Astra Honda Motor, hingga Astra Graphia di bidang teknologi informasi, menjadi bukti kuat keseriusan SMK PGRI 2 dalam menjembatani dunia pendidikan dan industri. Tak heran bila lulusannya kerap 'dipesan' sebelum resmi diwisuda.

Menariknya, biaya pendidikan di SMK ini justru tergolong lebih murah dibandingkan jenjang pendidikan dasar seperti TK dan SD. Bahkan, sekolah ini secara aktif memfasilitasi siswa dari keluarga tidak mampu dengan skema subsidi biaya 25, 50, hingga 75 persen. 

"Kami melakukan survei langsung ke rumah untuk memastikan, agar siswa dari latar belakang ekonomi apa pun bisa tetap belajar dan berproses di sini," tambah Agus.

Tak hanya lokal, sekolah ini juga membuka pintu untuk siswa luar daerah, termasuk dari NTB dan Lombok. Bahkan, SMK PGRI 2 menjadi salah satu pionir dalam program Government to Government (G to G) untuk penyaluran tenaga kerja ke Jepang. Persiapan matang dilakukan, mulai dari pelatihan hingga pembentukan mental kerja.

Terkait dengan isu yang sempat mencuat belakangan, Agus memastikan proses pembelajaran di SMK PGRI 2 tetap berjalan normal. 

"Kami tetap fokus pada pendidikan dan penyiapan masa depan siswa. Tidak ada yang terganggu," tegasnya.

Keberadaan SMK PGRI 2 Ponorogo menjadi bukti konkret bahwa pendidikan vokasi bisa menjadi jawaban atas problem pengangguran usia muda. 

Di tengah tantangan sistem pendidikan nasional, sekolah ini memberi harapan: bahwa sekolah bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi jalan nyata menuju masa depan yang layak.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :