Solidaritas untuk Saikun: Warga Ponorogo Gelar Aksi Damai Tuntut Keadilan atas Kelalaian BRI Mlarak

Aksi damai Solidaritas untuk keadilan Saikun, korban kelalaian BRI unit Mlarak Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat di Ponorogo turun ke jalan, Kamis (5/6/2025), menggelar aksi damai di depan Kantor BRI Unit Mlarak. Mereka membawa satu suara: menuntut keadilan bagi Saikun, warga yang diduga menjadi korban kelalaian lembaga perbankan milik negara itu.

Dengan mengenakan kaus hitam dan membawa spanduk bertuliskan “Aksi Solidaritas Untuk Keadilan Saikun, Korban Kelalaian BRI unit Mlarak" massa aksi menggelar orasi secara bergantian di bawah pengawasan aparat. Aksi ini berlangsung tertib dan damai, dikawal sedikitnya 60 personel gabungan dari Polres Ponorogo.

Aparat keamanan berjaga di depan kantor BRI unit Mlarak Ponorogo 

Aksi ini dikoordinatori oleh Hendro Cahyono, aktivis yang selama ini dikenal vokal dalam isu-isu sosial di Ponorogo. Ia menyampaikan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Saikun, yang menjadi korban dalam kasus dugaan penyalahgunaan agunan tanpa izin oleh oknum BRI.

"Kami datang bukan untuk gaduh. Kami hadir untuk menuntut tanggung jawab dan keadilan. Saikun tidak pernah mengajukan kredit, tapi tiba-tiba ditagih utang karena sertifikat tanah miliknya dijadikan jaminan tanpa persetujuan," kata Hendro saat diwawancarai seusai aksi.

Menurut penuturan Hendro, kasus ini bermula ketika sertifikat rumah milik Saikun digunakan sebagai jaminan oleh seseorang untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp50 juta di BRI Unit Mlarak. Tanpa sepengetahuan dan persetujuan Saikun, sertifikat itu dijadikan agunan dan kini memicu tagihan utang yang tidak pernah ia lakukan.

Tiga Tuntutan

Dalam aksi ini, massa menyampaikan tiga tuntutan utama:

  1. Pengembalian sertifikat tanah milik Saikun
  2. Permintaan maaf resmi dari pihak BRI melalui media massa selama tiga hari berturut-turut
  3. Pemberian kompensasi atau ganti rugi atas kerugian psikologis dan materiil yang dialami Saikun

Hendro mengungkapkan bahwa perwakilan dari BRI sempat menemui para demonstran. Dalam pertemuan singkat itu, pihak manajemen BRI berjanji akan menyampaikan seluruh tuntutan massa kepada pimpinan mereka.

"Mereka menjanjikan akan memberikan keterangan resmi ke media dalam waktu satu minggu. Kita akan menunggu dan mengawal janji itu," tegas Hendro.

Pengamanan dan Respons Aparat

Aksi damai ini mendapat pengamanan penuh dari jajaran Polres Ponorogo. Kabag OPS Polres Ponorogo, Kompol Edy Suyono, menyampaikan bahwa kepolisian hadir untuk memastikan aksi berjalan tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum.

"Kami turunkan 60 personel. Alhamdulillah, aksi berlangsung damai dan kondusif," ujar Kompol Edy.

Sejauh ini, pihak BRI Unit Mlarak belum memberikan pernyataan resmi kepada media terkait dugaan kelalaian dalam proses administrasi agunan tersebut.

Membangun Kesadaran Hukum

Kasus Saikun menjadi sorotan baru mengenai pentingnya perlindungan konsumen dalam sistem perbankan. Kejadian ini juga mengingatkan publik soal lemahnya verifikasi dokumen dalam proses pinjaman, serta potensi penyalahgunaan wewenang oleh oknum internal lembaga keuangan.

Bagi para peserta aksi, solidaritas bukan hanya soal satu orang, tetapi tentang menjaga hak warga dari potensi ketidakadilan institusi.

"Hari ini kita bicara tentang Saikun. Besok, bisa saja saya atau Anda yang mengalami hal serupa jika sistem terus dibiarkan lalai," ucap Fendi orator di tengah aksi.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :