🔵 NEWS

Donda-Dondi, Seragam Baru Pelajar Ponorogo Bernuansa Ponoragan

Kang Bupati Sugiri Sancoko disela-sela kesibukannya melayani masyarakat 

PONOROGO, SINYALPONOROGO –
Pemerintah Kabupaten Ponorogo segera meluncurkan seragam sekolah baru bernuansa budaya lokal dengan nama Donda dan Dondi, singkatan dari Penadon Pemuda dan Penadon Pemudi. Seragam ini menjadi langkah terbaru Bupati Sugiri Sancoko untuk memperkuat identitas Ponorogo sebagai kota budaya sekaligus menanamkan kebanggaan sejak dini pada generasi muda.

“Ponorogo punya karakter kuat sebagai Kota Reog. Kini saatnya anak-anak kita juga tampil dengan gaya khas Ponoragan, stylish tapi tetap berakar budaya,” ujar Sugiri kepada wartawan.

Dari ASN ke Pelajar

Selama ini, pakaian Penadon dikenal sebagai seragam khas yang dikenakan Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap Kamis. Tahun lalu, Pemkab juga memperkenalkan Donta, seragam Penadon versi perempuan. Kini, inovasi itu bergerak lebih jauh: Donda-Dondi akan dipakai pelajar dari TK hingga SMA, sekali dalam sepekan.

Warna dasar tetap hitam sebagai simbol keteguhan, namun kali ini dikombinasikan dengan motif batik khas Ponorogo. Desainnya dibuat slim fit agar tetap terlihat modern dan digemari anak muda.

“Kalau dulu Penadon hanya milik ASN, ke depan pelajar sejak kecil juga akan terbiasa mengenakan pakaian khas daerahnya sendiri,” tambah Kang Giri.

Identitas dan Kebanggaan Baru

Langkah ini tidak sekadar soal seragam sekolah. Kehadiran Donda-Dondi diyakini menjadi medium baru memperkenalkan nilai-nilai Ponoragan kepada anak-anak, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan di antara pelajar Ponorogo.

Pemerintah daerah sedang menyiapkan Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar hukum pemakaian seragam tersebut. Jika sudah diteken, Donda-Dondi resmi masuk kalender pendidikan Ponorogo.

“Bukan hanya simbol, tapi pengingat bahwa kita punya jati diri. Anak-anak akan tumbuh dengan identitas budaya yang melekat, tanpa kehilangan sisi modernitas,” kata Sugiri.

Ponorogo Kota Budaya

Gagasan seragam pelajar khas daerah ini bisa dibilang jarang terjadi di Indonesia. Ponorogo mencoba menegaskan diri bukan hanya lewat Reog sebagai kesenian, tetapi juga lewat ruang keseharian: pakaian anak sekolah.

Dengan begitu, Ponorogo tidak hanya dikenal lewat pentas seni, tapi juga lewat gaya generasi mudanya yang unik. Donda-Dondi menjadi bukti bahwa budaya tidak sekadar warisan, melainkan sesuatu yang bisa hidup dan beradaptasi dengan zaman.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar