Sugiri Sancoko ‘Jemput Bola’ ke Kementerian PUPR: Delapan Usulan Prioritas Demi Ponorogo Hebat

Kang Bupati Sugiri Sancoko bertemu Menteri PUPR di Jakarta (foto DPUPKP) 
JAKARTA, SINYALPONOROGO – Di tengah kebijakan efisiensi anggaran dan pengetatan fiskal yang kini diterapkan pemerintah pusat, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kembali menegaskan komitmennya untuk tidak menyerah memperjuangkan kemajuan daerah.
Langkah konkret itu ditunjukkan lewat audiensi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Sugiri tak datang sekadar memenuhi undangan. Ia datang membawa harapan besar masyarakat Ponorogo dalam bentuk delapan usulan prioritas pembangunan yang menyentuh berbagai sektor strategis.
“Kami datang untuk jemput bola, memperjuangkan aspirasi pembangunan bagi rakyat Ponorogo,” ujar Sugiri dengan nada tegas namun penuh keyakinan.
Usulan yang dibawa tak main-main. Mulai dari rencana pembangunan TPA Mrican, gedung Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), pengembangan wisata religi Makam Batoro Katong dan Masjid Tegalsari, hingga pembangunan jaringan irigasi dan infrastruktur jalan daerah yang menjadi bagian dari Inpres No. 2 dan No. 11 Tahun 2025.
Tak ketinggalan, pembangunan Sekolah Rakyat dan penguatan kawasan Pawitandirogo juga masuk dalam daftar prioritas yang disampaikan langsung kepada jajaran Kementerian PUPR.
Langkah Bupati Sugiri ini mencerminkan gaya kepemimpinannya yang progresif dan pantang menyerah. Di tengah keterbatasan fiskal dan dinamika kebijakan nasional, ia memilih untuk bergerak, bukan menunggu.
Baginya, “jemput bola” bukan hanya strategi, tapi bentuk nyata tanggung jawab seorang kepala daerah terhadap rakyatnya.
“Ponorogo tidak boleh jalan di tempat. Kita harus terus bergerak agar masyarakat bisa merasakan pemerataan pembangunan seperti daerah lain,” kata Sugiri menambahkan.
Audiensi di Kementerian PUPR itu menjadi momentum penting. Selain memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, langkah tersebut juga menunjukkan bahwa Ponorogo punya arah dan rencana jelas menuju kemandirian.
Pembangunan infrastruktur menjadi kunci utama untuk membuka akses ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
Meski dihadapkan pada keterbatasan, semangat Sugiri tak surut. Ia percaya bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berjuang, melainkan cambuk untuk bekerja lebih cerdas dan berani mengambil langkah.
“Perjuangan tak boleh berhenti. Justru saat ruang sempit inilah kita harus semakin kuat, demi mewujudkan Ponorogo yang benar-benar Hebat,” pungkasnya.
Langkah Bupati Sugiri di Jakarta kali ini tak sekadar diplomasi birokratis, melainkan simbol optimisme dan keberanian daerah kecil untuk bersuara di tengah kebijakan besar nasional. Dari ruang audiensi itu, semangat besar Ponorogo kembali dikumandangkan: bergerak, berdaya, dan tak gentar menghadapi keterbatasan.(Nang/Red/).
