![]() |
Drs. Sulisrianto, ketua panitia kegiatan ketika memberi sambutan dalam acara sosialisasi calon sekolah Adiwiyata 2020 |
Drs. Sulisrianto, ketua panitia kegiatan dalam laporannya mengatakan bahwa acara ini menghadirkan tiga narasumber dari tim pembina Adiwiyata Kabupaten Ponorogo seperti Katenan, S.Pd, Himawan Setiyono, S.Pd dan Dwi Nugroho, S.Pd
![]() |
Kepala Dindik, Endang Retno Wulandari ketika memberi motivasi kepada calon sekolah Adiwiyata 2020 |
Dijelaskan Sulisrianto, bahwa maksud dan tujuan diadakan acara ini adalah dalam rangka memberi wawasan dan pengetahuan kepada sekolah-sekolah yang akan maju menjadi sekolah Adiwiyata atau sekolah berwawasan lingkungan.
Dengan demikian, setelah mengikuti sosialisasi ini maka diharapkan sekolah telah memiliki gambaran apa itu sekolah Adiwiyata dan apa saja yang mesti disiapkan untuk menjadi sekolah Adiwiyata atau sekolah yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Melalui sosialisasi ini diharapkan para peserta bisa memahami dan memiliki gambaran untuk menjadi sekolah adiwiyata."ungkap Sulisrianto.
Selanjutnya, acara yang dibuka oleh sekretaris dinas lingkungan hidup, Wahyudi mewakili kepala dinas yang lagi berhalangan hadir karena ada acara bersama bupati Ipong. Dalam sambutannya yang dibacakan sekretaris dinas mengharapkan para peserta serius mengikuti kegiatan tersebut sehingga usai mengikutinya kegiatan tersebut sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan dan bisa terjun menuju sekolah Adiwiyata.
Disisi lain, Endang Retno Wulandari meminta kepada para peserta bersemangat dalam menuju sekolah Adiwiyata. Meski dirinya banyak mendapat keluhan dari para guru-guru SD yang mengatakan bahwa sekolah Adiwiyata berbiaya tinggi sehingga perlu suport anggaran dari pemerintah Kabupaten biar sedikit ringan.
"Diakui atau tidak. Sekolah Adiwiyata memang berbiaya tinggi. Selain kesadaran warga sekolah terkait kepedulian terhadap lingkungan tapi disisi lain sarana dan prasarana juga dituntut maka sudah dipastikan harus menggunakan biaya atau anggaran."ucapnya.
Karenanya, kedepan pihaknya meminta kepada Dinas lingkungan hidup untuk bisa membantu kepada sekolah-sekolah Adiwiyata demi untuk kelangsungan menjadi sekolah Adiwiyata.
Bukan hanya itu, pihaknya juga berpesan kepada sekolah terutama kepada bapak dan ibu guru untuk memberi contoh terlebih dahulu dan melakukannya dihadapan anak-anak. Karena jika hanya menyuruh tetapi belum melakukan juga akan sulit. Saat ini menurutnya, anak-anak butuh contoh tauladan termasuk menjadi sekolah Adiwiyata harus di mulai dari para guru dan berlanjut kepada anak-anak itu sendiri.(Nanang)
Posting Komentar