Dyah Ayu Puspitaningarti, SKM, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo
PONOROGO, SINYALPONOROGO — Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo menggelar Pertemuan Koordinasi Program DBD Tahun 2025, Selasa (21/01/2025). Acara ini dihadiri oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab program DBD dari puskesmas dan rumah sakit se-Kabupaten Ponorogo, serta dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan, Dyah Ayu Puspitaningarti, SKM, M.Kes.
Dalam sambutannya, Dyah Ayu menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengendalian kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Pengendalian DBD bukan hanya menjadi tanggung jawab insan kesehatan, tetapi juga memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun swasta,” tegasnya.
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Dinas Kesehatan untuk menekan kasus DBD. Di antaranya:
- Mengeluarkan surat kewaspadaan dini yang disampaikan ke seluruh fasilitas kesehatan dan kecamatan.
- Mengimbau masyarakat untuk aktif melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus.
- Melakukan fogging hingga 100 fokus pada tahun 2024 dan menambah 19 fokus hingga pertengahan Januari 2025, belum termasuk fogging mandiri oleh puskesmas atau masyarakat.
- Membagikan bubuk Abate melalui puskesmas kepada masyarakat.
- Mengoptimalkan promosi kesehatan melalui baliho dan media sosial untuk edukasi terkait pencegahan DBD.
Dyah Ayu berharap pertemuan ini dapat menghasilkan strategi yang lebih efektif dalam pengendalian DBD di Ponorogo.
“Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa mewujudkan masyarakat sehat demi Ponorogo Hebat,” imbuhnya.
Pentingnya PSN Aktif dan Peran Masyarakat
Dari data Dinas Kesehatan, pola kasus DBD di Ponorogo cenderung meningkat saat musim penghujan. Karena itu, PSN aktif menjadi kunci pencegahan utama.
Masyarakat dihimbau untuk konsisten melakukan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menambahkan langkah pencegahan seperti penggunaan kelambu atau lotion anti-nyamuk.
“Kami tidak hanya berfokus pada penanganan saat terjadi kasus, tetapi juga pencegahan melalui edukasi aktif. Kami ingin masyarakat paham bahwa DBD bisa dicegah dengan langkah sederhana,” ungkap Dyah Ayu.
Keterlibatan Lintas Sektor, Kunci Sukses
Pertemuan koordinasi ini menekankan pentingnya peran lintas sektor, termasuk pemerintah desa dan swasta. Puskesmas, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, didorong untuk lebih proaktif dalam kampanye pencegahan. Sementara itu, masyarakat diharapkan menjadi agen perubahan dalam komunitasnya masing-masing.
“Fogging hanya solusi jangka pendek. Tanpa pemberantasan sarang nyamuk, upaya ini tidak akan efektif,” kata salah satu peserta dari Puskesmas Siman.
Dukungan swasta juga dinilai penting, terutama dalam membantu penyediaan media edukasi atau pelaksanaan program CSR terkait kesehatan lingkungan.
Ponorogo Hebat Tanpa DBD
Dengan strategi komprehensif dan sinergi yang kuat, Kabupaten Ponorogo optimis dapat menekan angka kasus DBD di tahun 2025. Harapan ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan berdaya.
“Ini bukan hanya tugas kesehatan, tetapi tanggung jawab bersama. Semoga langkah ini menjadi momentum untuk menjadikan Ponorogo lebih sehat dan hebat,” tutup Dyah Ayu.(Nang).
Posting Komentar