Kajian Ramadan di Rutan Ponorogo: Tafsir Surat Al-Balad dan Upaya Pembinaan Mental Warga Binaan

Kajian ramadhan di dalam Rutan Ponorogo menjadi ajang pembinaan mental dan spiritual selama bulan suci Ramadhan 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Suasana khidmat menyelimuti Masjid Darut Taubah, Rutan Kelas IIB Ponorogo, Senin (3/3). Sebanyak 26 warga binaan pemasyarakatan (WBP) tampak larut dalam kajian keagamaan yang mengupas tafsir Surat Al-Balad. 

Kegiatan ini menjadi bagian dari pembinaan mental dan spiritual selama bulan suci Ramadan, sebuah momentum yang dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman di balik jeruji.

Tiga ustadz dari Kementerian Agama (Kemenag) Ponorogo, yakni Imam Syukroni, Furron Muroin, dan Muhamad Rosidin, secara bergantian membimbing kajian. 

Dengan gaya penyampaian yang lugas, mereka mengupas makna mendalam dari Surat Al-Balad, yang menggambarkan perjuangan hidup manusia dan pentingnya ketabahan dalam menghadapi ujian.

"Kami ingin mengajak warga binaan untuk lebih memahami bahwa setiap kesulitan yang dihadapi dalam hidup memiliki hikmah. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan diri dan memperbaiki kehidupan," ujar Imam Syukroni dalam kajiannya.

Tak hanya kajian tafsir, sesi doa bersama juga menjadi bagian dari kegiatan ini. Beberapa warga binaan tampak menitikkan air mata, seakan menemukan ketenangan batin dalam lantunan doa.

Petugas Rutan Ponorogo, Fandy Achmad, menegaskan bahwa pembinaan keagamaan seperti ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari upaya rehabilitasi mental bagi warga binaan.

"Kami ingin memberikan mereka kesempatan untuk membangun kembali sisi spiritualnya. Ini adalah langkah agar mereka bisa kembali ke masyarakat dengan jiwa yang lebih baik dan lebih kuat," kata Fandy.

Bagi sebagian warga binaan, Ramadan di dalam rutan bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momen introspeksi diri. Kajian seperti ini diharapkan menjadi jalan bagi mereka untuk memperbaiki diri dan menemukan makna kehidupan yang lebih dalam.

Dengan pendekatan yang lebih humanis, Rutan Ponorogo berupaya menjadikan pembinaan keagamaan sebagai jembatan perubahan bagi para WBP. Setidaknya, di tengah keterbatasan, masih ada ruang untuk mencari cahaya kebaikan.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :