Kirab Ketupat dan Jaran Thek Meriahkan Lebaran di Ngembag Ponorogo

Kirap Ketupat di taman Wisata Ngembag Ponorogo menandai lebaran ketupat di Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Suasana Lebaran Ketupat di Ponorogo tahun ini terasa lebih istimewa. Untuk pertama kalinya, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo menggelar Festival 1.000 Ketupat di Taman Wisata Ngembag, Sabtu (5/4/2025). Acara ini menjadi magnet baru bagi masyarakat yang ingin merayakan tradisi sambil berwisata.

Uniknya, acara ini dibuka dengan kirab ketupat mengelilingi kawasan wisata Ngembag. Prosesi tersebut diiringi oleh kru kesenian jaran thek yang menjadi suguhan utama dalam perayaan tersebut. Setelah kirab, panggung utama menjadi pusat perhatian pengunjung yang telah memadati lokasi sejak pagi hari.

Kru kirap ketupat di taman wisata Ngembag 

“Sebelum acara utama dimulai, pengunjung yang sudah masuk langsung diberi ketupat gratis. Bisa makan sambil nonton hiburan jaran thek. Suasananya guyub sekali,” terang Yessy Daniel Baskoro, Kepala Bidang Destinasi Disbudparpora Ponorogo.

Sebanyak 1.000 porsi ketupat lengkap dengan sayur opor ayam disiapkan oleh panitia. Seluruh pengunjung bisa menikmatinya secara cuma-cuma. 

Daniel menyebut, kegiatan ini menjadi bagian dari inovasi pengembangan destinasi wisata, sekaligus memperkuat nilai-nilai budaya lokal.

Hendro bersama keluarga warga Nologaten menikmati ketupat di festival ketupat Ngembag Ponorogo 

“Kegiatan ini akan kami masukkan dalam kalender tahunan pariwisata Ponorogo. Kami ingin membangun wisata yang bukan hanya berbasis alam, tapi juga tradisi,” tambahnya.

Meski diwarnai acara spesial, harga tiket masuk ke wisata Ngembag tidak mengalami kenaikan. Pengunjung dewasa hanya dikenai Rp7.000, dan anak-anak Rp5.000. 

“HTM tetap, tidak berubah. Itu belum termasuk biaya parkir,” tegas Kepala Disbudparpora Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi.

Judha menambahkan, Festival Ketupat ini merupakan simbol kebersamaan dan semangat saling memaafkan yang menjadi bagian penting dari Lebaran Ketupat.

“Tradisi ini mempererat hubungan sosial. Kupat jangane koro, menawi lepat nyuwun pangapuro,” ucapnya, menyelipkan filosofi Jawa yang mengandung makna saling memaafkan.

Warga pun menyambut hangat kegiatan ini. Hendro, pengunjung asal Nologaten, mengaku datang bersama keluarganya setelah mengetahui acara tersebut dari media sosial.

“Ketupatnya enak, acaranya seru, apalagi gratis. Harusnya sering-sering ada acara seperti ini dengan tema yang berbeda, supaya wisata Ngembag semakin ramai,” ujarnya dengan wajah sumringah.

Festival ini membuktikan bahwa kolaborasi antara budaya dan pariwisata mampu menghadirkan pengalaman baru bagi masyarakat. Disbudparpora pun berharap ke depan acara serupa bisa digelar lebih besar dan menjangkau lebih banyak pengunjung.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :