Pemkab Tambah Bosda, Bupati Sugiri: Diniyah Bisa Jadi Pendobrak dan Teladan Umat

Kang Bupati Sugiri Sancoko ketika mengukuhkan pengurus DPAC FKDT se-kabupaten Ponorogo 2025-2029

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memberi angin segar bagi lembaga pendidikan keagamaan. Pada Sabtu, 14 Juni 2025, dalam acara pengukuhan Dewan Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPAC-FKDT) se-Kabupaten Ponorogo masa bakti 2025–2029, diumumkan bahwa Madrasah Diniyah (Madin) akan mendapat tambahan dana bantuan operasional daerah (Bosda) selama tiga bulan.

Pengukuhan yang digelar di Pendopo Kabupaten itu dihadiri langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Ketua DPRD Kabupaten Dwi Agus Prayitno. 

Ketua DPC FKDT Ponorogo, Sudjarwo, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemkab serta DPRD atas perhatian terhadap pendidikan diniyah. Ia menyebut tambahan Bosda ini sebagai bukti nyata bahwa pemerintah hadir dan peduli.

“Alhamdulillah, Madin di Ponorogo mendapatkan tambahan Bosda selama tiga bulan. Ini bentuk perhatian Pemkab dan DPRD yang patut kita apresiasi,” ujar Sudjarwo dalam sambutannya. 

Pengurus DPAC FKDT se-kabupaten Ponorogo usai dikukuhkan foto bersama bupati dan ketua DPRD kabupaten Ponorogo 

Ia juga mengumumkan bahwa mulai tahun depan, wisuda santri Madin akan mulai digelar secara serentak sebagai bagian dari penguatan eksistensi lembaga.

Dalam sambutannya, Bupati Sugiri menekankan bahwa tantangan utama dunia pendidikan hari ini bukan hanya kecakapan akademik, melainkan karakter dan akhlak. 

Ia menyerukan agar guru-guru Diniyah tampil sebagai sosok teladan yang melekatkan nilai-nilai Qur’ani ke dalam jiwa anak-anak sejak dini.

“Tanamkan Al-Qur’an di dada mereka. Bekali dengan akhlak yang baik. Jadilah tauladan dalam sopan santun dan keteguhan hati. Suatu hari nanti mereka akan tumbuh menjadi pribadi tangguh, siap menghadapi zaman,” ujar Bupati Sugiri penuh semangat.

Ia menyadari bahwa kesejahteraan para ustaz dan ustazah Diniyah masih jauh dari kata layak. Namun menurutnya, keikhlasan mereka adalah harta utama yang tak tergantikan. 

Karena itu, ia berjanji akan terus memperjuangkan ruang fiskal agar kesejahteraan guru Madin mendapat perhatian lebih serius.

“Teman-teman Diniyah ini ikhlas luar biasa. Tapi kita tidak boleh tinggal diam. Saya punya mimpi, suatu saat nanti, Ponorogo punya pesantren dan Madin terbesar di dunia. Dan kuncinya ada di teman-teman semua,” kata Sugiri yang disambut tepuk tangan hadirin.

FKDT Ponorogo kini memasuki babak baru, dengan kepengurusan yang solid di tingkat kecamatan. Harapan besar diletakkan di pundak para penggerak Madin, untuk terus memperkuat pendidikan karakter, memperluas jangkauan, dan memperjuangkan kesejahteraan yang lebih adil.

Ponorogo, kabupaten yang lekat dengan tradisi dan religiusitas, tak pernah kehabisan harapan. Dan Madin, diam-diam, terus menyalakan nyala api perubahan itu — dalam sunyi, dalam doa, dan dalam ikhlas yang tak terucap.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :