KALI KEDUA, BUPATI PONOROGO KEMBALI MENDAPAT AWARD PEDULI KETAHANAN PANGAN TAHUN 2019

SinyalPonorogo - Kabar baik datang dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo, Drh. Andi Susetyo, MMA bahwa Bupati Ponorogo kembali mendapat award peduli ketahanan pangan Jawa Timur tahun 2019.

Drh. H. Andi Susetyo, MMA
Kadis Ketahanan Pangan
Penerimaan award peduli ketahanan pangan Propinsi Jawa timur tahun 2019 kategori bidang pengelolaan pertanian ramah lingkungan ini diterima langsung oleh sekretaris daerah kabupaten Ponorogo, Dr. Drs. Agus Pramono, MM mewakili Bupati Ipong dari tangan Gubernur Jawa timur, Khofifah Indar parawansa bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 tingkat Propinsi Jawa timur yang dilaksanakan di JX International Convention Exhibition Surabaya Selasa, 19/11.

"Ini kali kedua penghargaan yang sama diterima Bp  Bupati Ponorogo. Hanya saja kategorinya yang berbeda."ujar Andi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo.

Dijelaskan Andi, keberhasilan Ponorogo mendapat anugerah award peduli ketahanan pangan tahun 2019 memang tidak bisa dilepaskan dari dedikasi dan inovasi yang dilakukan bupati Ipong dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan. Dan itu bisa dilihat dari berbagai program prioritas bupati diantaranya pertanian organik.

Program ini diawali keprihatinan bupati Ipong terhadap kondisi lahan pertanian yang makin hari makin rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sehingga petani tak bisa lepas dan sangat tergantung dengan pupuk tersebut dan itu harus dibayar mahal dengan melambungnya harga pupuk kimia yang makin kesini kebutuhannya semakin meningkat.

"Pertanian ramah lingkungan/pertanian organik, digaungkan oleh bupati. Dengan memberikan pupuk organik cair (POC) kepada seluruh petani di Ponorogo sejak tahun 2017 hingga sekarang."ucap Andi.

Dengan POC rupanya berdampak terhadap produktivitas pertanian, para petani mengaku puas dan senang karena setelah menggunakan POC hasilnya atau produktivitasnya meningkat cukup signifikan. Seperti padi sebelum menggunakan POC produktivitasnya hanya 62, 29 Ku/Ha tapi  setelah menggunakan POC menjadi 72, 07 ku/Ha.

Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga gabah sebesar Rp 480.000/ku maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 4.694.000,- per hektar.

Begitu juga dengan jagung produktivitasnya sebelum hanya 72,4 ku/Ha setelah menggunakan POC menjadi 80, 37 ku/Ha. Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga jagung sebesar Rp 500.000/ku maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 3.985.000,- perhektar.

Kemudian dengan produktivitas kedelai sebelumnya hanya 16,45 ku/ha menjadi 17,05 ku/ha. Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga kedelai perkwintal Rp 1.000.000 maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 600.000 perhektar.

"Itulah sedikit gambaran, mengapa POC berhasil mencuri perhatian propinsi hingga mengganjar bupati dengan Award peduli ketahanan pangan kategori pengelolaan pertanian ramah lingkungan. Selain ramah lingkungan, POC juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani."jelas Andi.

Sementara itu, kalau soal award tahun lalu, karena Ponorogo berhasil memanfaatkan lahan marjinal menjadi lahan produktif yang ditanami aneka tanaman sehingga mampu memberikan penghasilan tambahan buat petani di ponorogo.(Nanang)

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :