![]() |
Bupati Ipong ketika panen raya padi organik di desa Prajegan Sukorejo beberapa waktu lalu |
![]() |
Drs. H. Ipong Muchlissoni, Bupati Ponorogo |
"Kalau kita melihat angka-angka diatas jelas. Jika dirata-rata maka anggaran belanja langsung untuk dinas pertanian mengalami peningkatan sebesar 3,25% setiap tahunnya."jelas bupati Ipong Muchlissoni.
Bicara soal keperpihakan, maka dirinya adalah bupati yang cukup getol dan memiliki kepedulian sangat tinggi kepada para petani. Hal itu dia wujudkan dalam program pemberian bantuan Pupuk organik cair (POC) kepada para petani di Ponorogo.
Hal itu dilakukan karena melihat lahan pertanian di Ponorogo yang sudah diambang rusak dan parah sehingga perlu ada upaya penyelamatan agar kesuburan tanah tetap terjaga makanya program ketika dirinya menjadi bupati di periode pertama adalah menuju pertanian organik.
"Memang tidak gampang dan mudah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menuju kesana. Makanya salah satu opsi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemberian POC kepada petani."imbuh bupati Ipong.
Untuk itu, sejak tahun 2017 awal dirinya memberikan bantuan POC kepada para petani di Ponorogo dengan harapan untuk penyelamatan lahan dari kerusakan akibat penggunaan pupuk kimia yang dari tahun ke tahun selalu meningkat kebutuhannya. Oleh karenanya, petani menjadi tinggi belanja modalnya setiap kali akan bercocok tanam karena kebutuhan akan pupuk kimia terus meningkat.
"Kita hadir dengan program pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan menyehatkan."jelas bupati Ipong.
Dengan POC rupanya berdampak terhadap produktivitas pertanian, para petani mengaku puas dan senang karena setelah menggunakan POC hasilnya atau produktivitasnya meningkat cukup signifikan.
Seperti padi sebelum menggunakan POC produktivitasnya hanya 62, 29 Ku/Ha tapi setelah menggunakan POC menjadi 72, 07 ku/Ha. Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga gabah sebesar Rp 480.000/ku maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 4.694.000,- per hektar.
Begitu juga dengan jagung produktivitasnya sebelum hanya 72,4 ku/Ha setelah menggunakan POC menjadi 80, 37 ku/Ha. Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga jagung sebesar Rp 500.000/ku maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 3.985.000,- perhektar.
Kemudian dengan produktivitas kedelai sebelumnya hanya 16,45 ku/ha menjadi 17,05 ku/ha. Sehingga jika dihitung dari sisi ekonomi dengan asumsi harga kedelai perkwintal Rp 1.000.000 maka dapat memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 600.000 perhektar.
"Itulah sedikit gambaran, mengapa POC berhasil mencuri perhatian propinsi Jawa timur hingga mengapa saya mendapat penghargaan 'Award peduli ketahanan pangan kategori pengelolaan pertanian ramah lingkungan'. Selain ramah lingkungan, POC juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani."jelas Bupati Ipong bangga.
Asal tahu saja bahwa pada tahun 2015 bidang kehutanan masih bergabung dengan dinas pertanian, namun demikian mulai tahun 2016 sudah bergabung dengan propinsi (perda no.6 tahun 2016 dan perbup 78 tahun 2016). Sehingga alokasi anggaran mengalami penurunan.
Selanjutnya soal perkembangan PDRB menurut lapangan usaha di Kabupaten Ponorogo masih memperlihatkan peranan kategori pertanian dalam arti luas, kehutanan dan perikanan masih mendominasi.
Dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya setiap tahun memang mengalami penurunan, hal ini dikarenakan laju pertumbuhan pada lapangan usaha lainnya jauh lebih pesat (perdagangan besar dan eceran, konstruksi, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makanan, dan lain sebagainya.
Namun demikian jika dilihat dari pertumbuhan nilai kategori pertanian selama 4 tahun terakhir mempunyai peningkatan 3,90% (ADHB) dan 0,79 % (ADHK). (NR)
Posting Komentar