Foto ilustrasi kacang kedelai
PONOROGO, SINYALPONOROGO - Masun, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Kabupaten Ponorogo tak bisa memaksa petani untuk menanam kedelai. Meski saat ini harga kedelai lagi tinggi-tingginya dari harga normal 7000/Kg kini dipasaran kedelai dijual dengan harga 12000/Kg.
Bisa dibayangkan ketika petani menaman kedelai maka akan pasti mendapat keuntungan yang luar biasa. Tapi ternyata tidak, para petani lebih memilih menaman tanaman yang memiliki prospek bagus sementara jika harus menanam kedelai tidak menentu karena pemerintah pusat masih terus memberlakukan import kedelai. Dimana, harga kedelai import jauh lebih murah dibanding harga kedelai petani. Akhirnya yang terjadi ada keengganan bagi petani menanam kedelai yang ada seperlunya saja.
![]() |
Masun, Kepala Dispertahankan |
Bayangkan saja, untuk Kabupaten Ponorogo hanya ada 36 hektar lahan yang ditanami kedelai sementara selebihnya tanaman padi dan tanaman lain yang lebih prospek menurutnya.
Masun, Kepala Dispertahankan Kabupaten Ponorogo menyikapi naiknya harga kedelai saat ini yang tembus pada angka 12.000/Kg tak bisa lagi berkata -kata karena itu merupakan kebijakan makro pemerintah pusat yang masih melakukan import guna memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.
"Memang produksi kedelai dalam negeri kita kurang makanya pemerintah masih melakukan import."ujar Masun, tapi tidak pada kapasitas mengkomentari soal itu.
Hanya saja lanjut Masun, saat ini petani di Kabupaten Ponorogo memang kurang suka menanam kedelai meksipun ada banyak kebutuhan kedelai di dalam negeri.
Hal itu sudah dia sampaikan kepada para petani untuk menanam kedelai tapi kebanyakan mereka memilih menanam tanaman yang lebih prospek dan menjanjikan.
"Hanya 36 hektar lahan di Ponorogo yang ditanami kedelai. Dan itu sedikit sekali."terangnya.
Meskipun dalam beberapa kesempatan pihaknya mendorong kepada para petani untuk bisa menanam kedelai, paling tidak bisa mencapai 200 hektar tapi sulit dan pihaknya juga tidak bisa memaksa mereka.
"Petani kita sekarang ini sudah bisa melihat pasar. Mana tanaman yang prospek dan menjanjikan maka dia akan tanam."imbuhnya.
Ditambahkan Masuk, ketika hanya lahan seluas 36 hektar untuk tanaman kedelai maka itu jauh dari kata mencukupi sehingga sampai kapan saja maka kebutuhan akan kedelai tidak bisa memenuhi akibat adanya kebijakan import kedelai yang secara harga jauh lebih murah dibanding kedelai lokal.
"Pengusaha atau pengrajin tempe juga akan memilih harga kedelai import yang murah. Sehingga produksi kedelai dalam negeri terus menurun karena banyak petani enggan menanam kedelai di lahannya sendiri."pungkasnya.(Nang).
Posting Komentar