Kang Bupati Sugiri bersama Gubernur Khofifah melakukan panen jagung "REOG 234 hasil inovasi putra-putri Ponorogo

Kang Bupati Sugiri Sancoko bersama gubernur Jatim, Khofifah ketika panen jagung areog 234 hasil inovasi putra-putri Ponorogo, per hektarnya hasilkan 12,4 ton 

BABADAN, SINYALPONOROGO
- Jagung hasil inovasi putra-putri Ponorogo yang diberi nama jagung hibrida varietas TKS 234 atau reog 234 terbukti berkualitas unggul dan tahan cuaca esktrem. Terbukti, jagung reog 234 mampu menghasilkan 12,4 ton per hektarnya.

Sebagai tindaklanjut dari sukses hasil inovasi putra dan putri Ponorogo tersebut para petani Ponorogo yang ada wilayah Babadan tepatnya di jalan Industri Utara taman wengker Kecamatan Babadan Ponorogo melakukan panen raya jagung hibrida varietas jenis TKS 234 atau reog 234 pada Jumat, 3/3.

Jagung jenis varietas TKS 234 atau Reog 234 yang merupakan penemuan putra-putri Ponorogo dipanen oleh Gubernur Jatim, Khofifah 

Hadir dalam acara panen raya jagung hybrida jenis TKS 234 atau Reog 234 adalah Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa dan juga Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko.

Kang Bupati Sugiri Sancoko kepada wartawan usai memanen jagung bersama gubernur Jatim mengaku bangga dan senang dengan hasil inovasi putra-putri Ponorogo. Dimana, Jagung jenis hibrida varietas TKS 234 atau Reog 234 hasil produksinya terus meningkat. Menurutnya, varietas ini masa tanamnya tidak jauh dengan varietas lain tapi harganya jauh lebih murah sehingga memberikan nilai tambah bagi petani.

"Ini adalah asli bikinan putra-putra ponorogo mudah-mudahan ke depan misi kami Ponorogo tidak hanya sebagai daerah penghasil jagung tapi juga daerah penghasil benih jagung,”ungkapnya.

Diketahui, varietas Reog 234 ini memiliki sejumlah keunggulan baik dari segi produksi maupun ketahanannya terhadap perubahan cuaca yang ekstrem. Jagung Reog 234 ini bisa menghasilkan rata-rata 10,2 ton per hektar, bahkan  bisa mencapai 12,4 ton per hektar.

Dari segi ketahanan tanaman, jagung varietas Reog 234 ini juga tangguh pada cuaca ekstrem baik musim hujan maupun musim kemarau . Ditambah, varietas ini bisa ditanam di berbagai struktur wilayah baik dataran rendah maupun dataran tinggi. 

Sementara itu Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa yang hadir dalam acara panen jagung hibrida jenis varietas TKS 234 atau Reog 234 yang merupakan hasil inovasi putra-putri Ponorogo mengaku senang dan mengucapkan banyak terima kasih atas seluruh inisiasi, inovasi dan kreativitas masyarakat Ponorogo yang sudah menemukan bibit jagung ketahanan yang luar biasa terhadap perubahan cuaca. 

"Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh masyarakat Ponorogo atas temuan bibit jagung yang luar biasa dan hasilnya juga bagus dalam satu hektar mencapai 12,4 ton."ucap gubernur Jatim, Khofifah.

Lantaran memiliki banyak keunggulan, Gubernur Khofifah meminta varietas ini segera didaftarkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) ke Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Sehingga varietas ini bisa mendapatkan hak paten sebagai hasil karya masyarakat Ponorogo. Disamping itu, ketika benih ini dipasarkan ke daerah lain, namanya tidak berubah. 

“Sama seperti Reog Ponorogo, kalau benih ini dipasarkan ke daerah lain mau ditanam di Medan, di Maluku, di NTT dimanapun maka namanya tetap jagung hibrida varietas Reog 234. Sama seperti kesenian Reog Ponorogo, mau dimainkan dimanapun di seluruh Indonesia namanya tetap Reog Ponorogo,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, produksi jagung Jatim pada tahun 2021 mencapai 6,662 juta ton PPK dari luas panen 1,230 juta Ha dengan rata-rata produktivitas sebesar 54,16 Ku/Ha. Produksi jagung Jatim tersebut berkontribusi 26,34 % terhadap nasional. Yang sekaligus juga menempatkan Jatim sebagai provinsi tertinggi penghasil jagung di Indonesia.

Sedangkan berdasarkan data sementara BPS, produksi jagung di Jatim pada tahun 2022 diprediksi mencapai 7,319 juta ton PPK dari luas panen 1,326 juta Ha. 

“Jadi data yang fixed masih tahun 2021 karena untuk data produksi jagung tahun 2022 dari BPS secara resmi rencananya akan dirilis pada Maret ini,” katanya.

Menurut Khofifah, permintaan maupun market dari produksi jagung ini sangat tinggi. Baik untuk pakan ternak, maupun digunakan untuk industri produk makanan minuman sektor rumah tangga. Di sektor pakan ternak, pasar utama pakan ternak di Jatim adalah peternakan ayam ras pedaging dan petelur. Dimana 50 persen komponen  pakan ayam adalah jagung.

Secara komulatif kebutuhan jagung untuk Jawa Timur sebesar 4.416.911 ton. Masing- masing untuk kebutuhan pakan ternak sebesar 3.364.617 ton, untuk industri non pakan tercatat 961.745 ton dan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 90.549 ton. 

Industri pakan ternak dan ketersediaan bahan baku berupa jagung ini saling berkaitan. Jenis industri pakan ternak di Jatim dibedakan menjadi dua. Pertama  Industri Pakan Ternak Mandiri Skala Kecil yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak maupun unggas lokal. Kedua, Industri Pakan Ternak Sedang dan Besar (Manufaktur). 

Dengan adanya varietas Reog 234, Khofifah optimistis produktivitas jagung Jatim akan meningkat. Jagung varietas Reog 234 ini diyakininya akan menjadi kebanggaan dan keunggulan pertanian Jatim. 

“Varietas ini akan menjadi kebanggan tidak hanya masyarakat Ponorogo tapi juga masyarakat Jatim. Setelah ini akan sangat mungkin banyak tamu-tamu dari luar Jatim yang datang untuk belajar dan mengambil benih dari varietas reog 234 ini,” pungkasnya.(Adv/Nang)

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :