Budidaya Burung Murai: Kisah Sukses Eko Trisnohadi, Raup Jutaan Rupiah dari Hobi Jadi Bisnis

Anakan burung Murai Batu hasil budidaya Mas Eko Trisnohadi warga Polorejo Babadan Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Hobi yang ditekuni dengan serius sering kali berujung pada kesuksesan. Begitu pula yang dialami Eko Trisnohadi, warga Polorejo, Babadan, Ponorogo. Sejak muda, Eko gemar memelihara burung. Namun, baru pada tahun 2022 ia memutuskan untuk fokus membudidayakan burung murai batu setelah melihat kesuksesan temannya yang berhasil meraup omzet jutaan rupiah dari usaha serupa.

"Awalnya hanya hobi biasa, tetapi setelah melihat teman sukses dari budidaya burung murai, saya mulai berpikir untuk menjadikannya peluang bisnis," ujar Eko saat ditemui di kediamannya.

Keuntungan Berlipat dari Anakan Murai Batu

Anakan Burung Murai siap di mahar setelah usia 2 minggu dengan harga pasaran 600 s/d 1 jutaan...

Harga anakan burung murai memang menggiurkan. Seekor anakan murai bisa dijual seharga Rp600 ribu hingga Rp700 ribu. Dalam satu kali penetasan, seekor indukan murai bisa menghasilkan tiga hingga empat anakan. Jika dikalkulasikan, dalam satu periode panen, omzet dari satu pasang indukan bisa mencapai Rp2,4 juta.

"Kalau ada anakan spesial seperti albino atau panda, harganya bisa melambung drastis, mencapai Rp25 juta hingga Rp30 juta per ekor," jelas Eko.

Proses budidaya burung murai tidak terlalu rumit. Masa bertelur biasanya berlangsung selama 12 hingga 15 hari, dan anakan sudah bisa dijual ketika berusia sembilan hari. Meski terdengar sederhana, butuh kesabaran dan ketelatenan untuk memastikan anakan tumbuh sehat dan siap dijual.

Biaya Operasional dan Tantangan dalam Budidaya Murai

Mas Eko Trisnohadi disela-sela kesibukannya budidaya burung murai masih menyempatkan liburan bareng keluarga...

Dalam satu bulan, biaya operasional untuk satu kandang sepasang indukan burung murai bisa mencapai Rp105 ribu, termasuk pakan berupa jangkrik, kroto, dan ulat Hongkong. Biaya ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan potensi keuntungan yang dihasilkan.

Namun, bukan berarti usaha ini tanpa risiko. Menurut Eko, risiko terbesar dalam budidaya burung murai adalah kematian anakan akibat keterlambatan pemberian pakan atau kebersihan kandang yang kurang terjaga.

"Yang penting rajin, kandang bersih, dan pakan tidak pernah telat. Kalau semua itu terpenuhi, risiko bisa diminimalkan," tambahnya.

Peluang Emas di Dunia Burung Murai

Tren burung murai sebagai burung kontes turut meningkatkan nilai jualnya. Burung yang sering menjuarai lomba otomatis memiliki harga jual lebih tinggi. Selain itu, keturunan dari burung juara juga ikut terkerek nilainya.

Eko berharap semakin banyak orang, terutama generasi muda, yang tertarik menekuni budidaya burung murai. Menurutnya, bisnis ini tidak hanya menjanjikan keuntungan finansial tetapi juga bisa menjadi sarana pelestarian spesies burung yang semakin langka.

"Bagi pecinta burung murai, ini bukan sekadar hobi, tetapi peluang usaha yang menjanjikan. Modalnya kecil, pasarnya jelas, dan keuntungannya besar," pungkasnya.

Dengan perawatan yang konsisten dan tekad yang kuat, Eko Trisnohadi telah membuktikan bahwa budidaya burung murai bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga jalan menuju kesuksesan finansial. Bagi Anda yang ingin mencoba, peluang masih terbuka lebar.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :