Dandim Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono ketika meninjau lokasi area persawahan yang terendam banjir
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Akibat intensitas hujan yang tinggi, sekitar 10 hektar sawah di Dukuh Pandan Derek, Desa Winong, Kecamatan Jetis, Ponorogo, terendam luapan air Sungai Grenteng. Insiden yang terjadi sejak Selasa (21/01/2025) ini memicu kekhawatiran para petani, karena bibit padi berusia 35-40 hari yang baru saja ditanam berisiko gagal panen hingga 50 persen.
Komandan Kodim (Dandim) 0802/Ponorogo, Letkol Inf Dwi Soerjono, bersama tim langsung meninjau lokasi pada Kamis (23/01/2025) untuk melihat kondisi sawah yang terdampak.
Ia didampingi Danramil Tipe B 0802/16 Jetis Kapten Arm Sutami Pena, Kepala Desa Winong Hanif Syaefullah, SE, serta perwakilan kelompok tani dan masyarakat setempat.
Dandim Ponorogo menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang dialami para petani.
"Kami turut prihatin atas kondisi ini. Kehadiran kami untuk melihat langsung dampak luapan air Sungai Grenteng dan kerusakan yang ditimbulkan. Kami sudah instruksikan Danramil dan Babinsa untuk terus memantau serta berkoordinasi dengan pihak terkait guna mencari solusi terbaik," ujar Letkol Dwi Soerjono.
Menurut laporan Babinsa setempat, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berlangsung cukup lama menyebabkan Sungai Grenteng meluap hingga menggenangi lahan persawahan warga sejak Rabu (22/01/2025). Kerusakan akibat banjir diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap produktivitas panen.
Ketua Kelompok Tani Pandan Arum, Suparto, menyampaikan kekhawatiran petani atas musibah ini.
“Sawah yang terendam sudah kami tanami bibit padi. Jika air tak segera surut, kami khawatir tanaman akan rusak dan memengaruhi hasil panen mendatang,” ungkapnya.
Sementara itu, pemerintah desa bersama pihak terkait akan mengevaluasi kondisi pintu air Sungai Grenteng yang menjadi jalur utama pembuangan air dari area persawahan. Kepala Desa Winong, Hanif Syaefullah, menjelaskan,
“Kami akan mencari solusi jangka pendek untuk memastikan air bisa segera surut. Dalam jangka panjang, perbaikan infrastruktur irigasi menjadi prioritas kami agar kejadian ini tak terulang.”
Musibah ini menjadi peringatan penting bagi upaya mitigasi bencana alam, terutama di wilayah yang rawan banjir. Dandim Ponorogo menegaskan komitmennya untuk mendukung langkah-langkah penanganan.
"Kami akan terus memonitor perkembangan situasi dan memastikan bahwa semua pihak terkait bekerja sama dalam menangani dampak banjir ini," tegasnya.
Luapan Sungai Grenteng di Desa Winong bukan pertama kali terjadi. Warga berharap pemerintah segera merealisasikan solusi konkret, seperti perbaikan sistem drainase dan normalisasi sungai, untuk melindungi hasil pertanian mereka di masa depan.
Bagi masyarakat Dukuh Pandan Derek, sawah merupakan sumber penghidupan utama, dan ancaman gagal panen akan berdampak besar pada perekonomian mereka.
Keprihatinan dan langkah cepat dari berbagai pihak diharapkan dapat memberikan solusi bagi para petani agar mereka dapat bangkit dan memulihkan mata pencaharian mereka pascabanjir ini.(Nang).
Posting Komentar