Pertemuan Rutin PIPAS di Jember Jadi Ajang Promosi Potensi Lokal
Pertemuan rutin Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) se-Jawa Timur yang digelar di Aula Lapas Jember, Sabtu pagi (3/5/2025).
JEMBER, SINYALPONOROGO – Ponorogo kembali menunjukkan pesonanya. Bukan lewat pertunjukan Reog atau festival budaya, melainkan dalam forum formal pertemuan rutin Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) se-Jawa Timur yang digelar di Aula Lapas Jember, Sabtu pagi (3/5/2025).
Ketua PIPAS Rutan Kelas IIB Ponorogo, Ny. Thia Jumadi, tampil tak hanya sebagai peserta, tapi juga pembawa misi budaya. Bersama dua anggota, ia membawakan paparan bertajuk “Eksplorasi Kearifan Lokal Ponorogo” yang memikat puluhan peserta dari berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Jawa Timur.
“Ponorogo bukan hanya tentang Reog. Kami punya kekayaan alam, wisata sejarah, hingga kuliner khas yang layak menjadi bagian dari agenda kunjungan siapa pun di Jawa Timur,” ujar Ny. Thia saat ditemui usai kegiatan.
Paparan yang dibawakan Thia tak sekadar formalitas. Ia menyampaikan dengan gaya santai dan menggugah, menjadikan sesi presentasi lebih hidup. Sate ayam khas Ponorogo, dawet Jabung, hingga jenang mirah disebutnya sebagai kekayaan rasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain.
Tak ketinggalan, kesenian Reog yang sudah mendunia, serta sejumlah destinasi alam seperti Telaga Ngebel dan situs sejarah di sekitar Ponorogo juga menjadi sorotan.
“Forum ini kami pandang sebagai peluang strategis untuk memperkenalkan Ponorogo lebih luas. Siapa tahu setelah ini, teman-teman PIPAS dari daerah lain bisa datang langsung menikmati sendiri keindahannya,” tambahnya.
Pertemuan rutin ini bukan hanya jadi ajang silaturahmi, melainkan wadah berbagi ide dan memperkuat jaringan antar anggota PIPAS se-Jawa Timur.
Selain paparan budaya, agenda lain yang dibahas mencakup program sosial, evaluasi kegiatan sebelumnya, dan rencana kerja ke depan.
Suasana hangat dan penuh keakraban terasa menyelimuti ruangan hingga acara ditutup pada pukul 12.00 WIB. Beberapa peserta bahkan mengaku tertarik mengunjungi Ponorogo dalam waktu dekat, sekadar mencicipi kulinernya atau menyaksikan pertunjukan Reog secara langsung.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa diplomasi budaya bisa dilakukan dari berbagai lini, termasuk oleh para ibu yang tergabung dalam PIPAS. Dengan pendekatan sederhana namun penuh makna, Ponorogo berhasil mencuri perhatian dan memperkuat jati dirinya di kancah regional.
Penulis : Nanang
Posting Komentar