![]() |
Bupati Ipong mendapat mahkota kehormatan atas kepedulian bupati terhadap kesehatan di Ponorogo, tampak Irin, Kadinkes pakaikan mahkota kepada Bupati Ipong |
![]() |
Bupati Ipong bersama Kadinkes foto bareng maskot (STBM) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat |
![]() |
Irin, Kadinkes ponorogo ketika laporan kegiatan Dihadapan bupati Ipong |
![]() |
Bupati Ipong serahkan dokumen kecamatan ODF di tiga kecamatan (Siman, jenangan dan Jambon) pada akhir tahun 2019 |
Guna mendukung percepatan Ponorogo ODF pada tahun 2020 tentu perlu ada langkah kongkrit yang akan dilakukan diantaranya menurut bupati Ipong adalah gencar melakukan sosialisasi yang dilakukan oleh puskesmas dibantu Koramil, Polsek langsung turun ke masyarakat bahayanya buang air besar sembarangan karena kotoran manusia itu mengandung banyak penyakit diantarnya adalah stunting atau tubuh cebol.
![]() |
Drg. Hj. Rahayu Kusdarini, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan |
"Tahun ini sekitar 4 ribu dan tahun 2020 akan ada lagi bantuan jambanisasi sebanyak 6 ribu. Sehingga sampai akhir tahun 2019 ini saja jumlah penduduk yang belum ODF dan setelah mendapat bantuan jambanisasi tahun ini menjadi 11 ribu."terang bupati Ipong kepada wartawan.
![]() |
Bupati Ipong ketika memberi wejangan sekaligus membuka acara |
Selanjutnya, masih dalam rangkaian kegiatan deklarasi ODF di tiga kecamatan (Jambon, Siman dan Jenangan). Dalam kesempatan itu, bupati Ipong juga menghadiri sekaligus menyaksikan deklarasi puskesmas ramah anak. Dari 31 puskesmas di Kabupaten Ponorogo saat ini baru ada 20 puskesmas saja yang telah mendeklarasikan sebagai puskesmas ramah anak.
![]() |
Bupati Ipong bersama staf Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo dalam acara deklarasi ODF dan puskesmas ramah anak di gedung Korpri |
Diakui bupati ipong, tentu Dinkes lebih tahu mengapa dari 31 puskesmas baru ada 20 saja yang ramah anak anak. Dan jika memang terkendala soal ruangan dan anggaran maka pihaknya minta kedepan, Dinkes bisa menghitung dan mengusulkan agar harapannya semua puskesmas di Ponorogo bisa ramah anak.
Sementara itu, Drg. Hj. Rahayau Kusdarini, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo ketika dikonfirmasi di sela-sela acara mengatakan bahwa dari 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo baru ada enam kecamatan ODF.
Dikatakan Irin panggilannya bahwa dari 307 desa/kelurahan di Kabupaten Ponorogo 215 diantaranya ODF dan sisanya akan dituntaskan pada tahun 2020.
"Kita sudah petakan desa mana saja yang belum ODF menjadi tiga bagian. Pertama ada 36 desa potensi ODF, 45 desa jauh dari ODF dan 11 desa jauh sekali dari ODF. Dengan data itu maka kita akan lebih mudah melakukan percepatan Ponorogo ODF tahun 2020."ujar Irin panggilan kepala dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo kepada wartawan.
Sementara soal puskesmas ramah anak, pihaknya mengaku memang belum seratus persen puskesmas di Ponorogo ramah anak. Hal itu karena keterbatasan ruangan sehingga perlu proses untuk menuju kesana. "Dari 31 puskesmas yang ada di Ponorogo baru 20 puskesmas yang telah mendeklarasikan puskesmas ramah anak."ujar Irin.
Dijelaskan Irin bahwa puskesmas ramah anak adalah salah satu indikatornya ada ruang pemeriksaan anak yang dipisahkan, ada ruang konsultasi anak dan disitu juga ada ruang bermain anak.
Acara ini semakin rame dan meriah karena adanya pameran sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang merupakan kerjasama antara puskesmas dan kecamatan di arena deklarasi ODF dan puskesmas ramah anak.
Dari 21 stand pameran yang ikut pameran merupakan perwakilan dari kecamatan di Ponorogo yang bekerjasama dengan puskesmas memamerkan aneka produk guna memotivasi percepatan Ponorogo ODF ini juga dihadiri Bupati Ipong dan secara khusus bupati berkeliling satu persatu stand pameran memberi apresiasi kepada peserta.(Nanang)
Posting Komentar