![]() |
Henry Indrawardana, Kepala DPPKB Kabupaten Ponorogo ketika membuka rapat koordinasi optimalisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB di Faskes... |
PONOROGO, SINYALPONOROGO - Henry Indrawardana, SE, M.Si Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Ponorogo mengaku senang sekaligus bangga atas kinerja semua stakeholder yang terlibat langsung dalam mensukseskan program KB di Ponorogo.
Bagaimana tidak, selama setahun terakhir, data pada bulan juli tahun 2022 kepesertaan KB di Ponorogo ada pada angka 8000 lebih, jumlah itu terus meningkat pada bulan juli 2023 menjadi 17 ribu lebih dan itu artinya ada peningkatan jumlah peserta KB di Ponorogo mencapai 100 persen lebih.
![]() |
Henry Indrawardana, SE, M.Si Kepala DPPKB Ponorogo |
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua stakeholder yang telah bekerja keras untuk mensukseskan program KB di kabupaten Ponorogo."ucap Henry Indrawardana, Kepala DPPKB Kabupaten Ponorogo ketika membuka rapat koordinasi optimalisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB di fasilitas kesehatan (Faskes) di Kabupaten Ponorogo pada Senin, 18/09/2023.
Acara yang diikuti oleh faskes dan penyuluh KB di kabupaten Ponorogo tersebut di gelar di aula hotel Amaris Ponorogo City Center.
Selanjutnya, dalam kesempatan itu Kepala DPPKB Kabupaten Ponorogo juga mengingatkan kepada seluruh peserta rapat koordinasi pentingnya pencatatan dan pelaporan atas penggunaan alat kontrasepsi KB di Kabupaten Ponorogo terutama alat kontrasepsi pil KB dan kond
Untuk itu pihaknya mendorong kepada masyarakat yang akan ber KB agar melapor ke Faskes. Misalkan ada 10 pasangan usia subur (PUS) yang belum ber KB, ternyata setelah ditelusuri 5 diantara mereka telah ber KB meskipun secara mandiri menggunakan pil maupun kondom."Anggapan kita mereka semua belum ber KB karena tidak tercatat di Faskes. Makanya kita ajak semua komponen terutama team pendamping keluarga ketika ada calon pengantin yang akan KB bisa menginformasikan kepada penyuluh KB."ucapnya.
Pihaknya juga menyarankan kepada PUS yang akan memilih KB secara mandiri baik menggunakan pil maupun kondom sebaiknya menemui petugas agar bisa dilakukan pemeriksaan mulai tekanan darah dan lain sebagainya. Dirinya khawatir ketika tidak melalui pemeriksaan petugas ada efek samping dari penggunaan pil KB tersebut.
"Lebih aman dan baik ketika pasangan baru yang akan ber KB melapor kepada petugas. Supaya ada pemeriksaan terlebih dahulu sekaligus tercatat dan terekam sebagai peserta KB."pintanya.
Berbeda dengan alat kontrasepsi KB Seperti KB implan, IUD, MOP praktis melibatkan petugas sehingga pasti tercatat. Untuk itu dalam pertemuan tersebut pihaknya ingin mencari solusi bersama bagaimana setiap peserta KB mandiri dengan pil KB maupun kondom bisa tercatat dan terlaporkan dengan baik karena itu sangat berpengaruh terhadap jumlah peserta KB sekaligus bisa mengurangi terjadinya stunting di Kabupaten Ponorogo.
Sementara itu soal capaian pelayanan KB di Kabupaten Ponorogo pihaknya mengaku hingga saat ini baru di angka 42 persen melalui new sistem informasi keluarga (New SIGA) dan besar harapan hingga Desember tahun ini capaian angka KB di Ponorogo bisa tembus di angka 80 persen.(Adv/Nang).
Posting Komentar