PONOROGO, SINYALPONOROGO - Ketua Umum Generasi Emas Indonesia (GESID) Kalimantan Selatan, Muhammad Hanafi, menyampaikan bahwa kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sarat akan praktik politik dinasti. Hal ini ia sampaikan pada diskusi daring yang diselenggarakan platform Derita Bersama (Disa Pride), Sabtu (10/2/2024) malam.
Hanafi menilai, Presiden Joko Widodo telah nampak jelas menjalankan praktik politik dinasti. Hal tersebut menandakan bahwa nilai-nilai demokrasi di Indonesia sudah sangat tergerus.
"Nilai-nilai demokrasi hari ini sebenarnya sudah sangat tergerus," ujar Hanafi.
Dirinya menyoroti beberapa kasus yang dianggapnya sebagai praktik politik dinasti. Diantaranya yakni Ketua Mahkamah Konstitusi yang merupakan ipar dari Presiden Joko Widodo sehingga mungkin untuk dimanfaatkan. Kemudian, pencalonan putra presiden yakni Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden di kontestasi Pemilu 2024. Selain itu, Hanafi juga menyoroti Kaesang Pangarep, anak bungsu presiden, menjadi ketua partai politik setelah bergabung selama beberapa hari.
Hanafi menyampaikan, "Secara tidak langsung sebenarnya [Presiden Joko Widodo] sangat nampak dan sangat jelas telah menjalankan proses politik dinasti."
"Simpelnya untuk mempertahankan kekuasaan. Semacam 'kerajaan politik' yang mana mereka menempatkan keluarganya, kerabatnya, orang-orang terdekatnya pada posisi-posisi strategis pemerintahan guna mempertahankan kekuasaan dan dipersiapkan untuk melanjutkan kekuasaan," lanjutnya.
Dampaknya, Hanafi menjelaskan, praktik politik dinasti menjadikan partai sebagai mesin politik semata-mata untuk kepentingan para petinggi jabatan. Selain itu, konsekuensi dari praktik politik dinasti ialah mengurangi atau menutup kesempatan masyarakat untuk turut andil dalam politik.
"Itu akan berdampak pada sulitnya mewujudkan cita-cita demokrasi kita," tegas Hanafi.
Hanafi menyebut bahwa Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan nilai-nilai demokrasi. Di antaranya yakni nilai keadilan, kesejahteraan, kesetaraan dan kebebasan berpendapat. Namun menurutnya, nilai-nilai tersebut sudah sangat tergerus saat ini. Terlebih, politik dinasti juga berpotensi memperlancar praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
"Kita sama-sama pemuda yang mengharapkan politik dinasti ini bisa kita lawan dan kita musuhi bersama. Karena keterkaitan politik dinasti adalah lebih memperlancar korupsi, kolusi dan nepotisme," pungkasnya.(GY/Red)
Posting Komentar