 |
| Oleh : Nanang Rianto, S.Sos Penulis adalah Wartawan Sinyal Ponorogo |
PONOROGO, - Fenomena perbaikan jalan yang masif di Ponorogo menjelang Pilkada 27 November 2024 menarik berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak warga yang senang karena jalan-jalan yang biasa mereka lalui kini sudah mulus, berbeda dari kondisi sebelumnya yang penuh lubang dan rusak.
Namun, tak sedikit yang mempertanyakan, mengapa perbaikan baru dilakukan mendekati pemilihan bupati. Apakah ini bagian dari tugas rutin pemerintah, atau justru strategi politik untuk menarik simpati rakyat?
Sebagai seorang penulis, saya melihat fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru dalam dinamika politik lokal. Tak jarang, proyek-proyek yang sebelumnya sulit terealisasi akhirnya mendapat perhatian khusus ketika momen pemilihan semakin dekat.
Masyarakat tentu tidak lupa bahwa pengajuan perbaikan jalan ini sering kali telah diusulkan bertahun-tahun, bahkan menjadi prioritas dalam Musrenbang, namun kerap tertunda tanpa kejelasan. Kini, tanpa perlu usulan warga, perbaikan langsung dijalankan.
Masyarakat yang semakin cerdas tentu memiliki penilaian tersendiri. Mereka bisa membedakan antara tugas pemerintah yang seharusnya dilakukan secara berkesinambungan dengan proyek yang muncul secara mendadak saat mendekati Pilkada.
Meski begitu, perlu diingat bahwa perbaikan jalan tetaplah kewajiban pemerintah, dan kapan pun dilaksanakan, langkah ini penting untuk kenyamanan dan keselamatan masyarakat.
Sebagai wartawan, kita dituntut untuk menyajikan fakta dengan objektif. Bukan tugas kita untuk menghakimi niat di balik tindakan pemerintah, namun untuk memberi informasi yang jernih dan berimbang.
Pada akhirnya, biarlah masyarakat Ponorogo yang menilai, apakah perbaikan ini murni sebagai pemenuhan kewajiban atau justru bagian dari kampanye terselubung.
Yang jelas, harapan masyarakat tetap sama: perhatian terhadap infrastruktur yang berkelanjutan, tidak hanya saat Pilkada, melainkan sebagai prioritas demi kualitas hidup yang lebih baik.***
Posting Komentar