![]() |
Kang Bupati Sugiri Sancoko dan pimpinan PT Jasindo saat menandatangani MOU asuransi 1.000 hektar sawah di Ponorogo |
PONOROGO, SINYALPONOROGO - Kabar baik bagi petani di Kabupaten Ponorogo kedepan tidak ada istilah merugi jika terjadi gagal panen yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT.
Pasalnya, tepat di peringatan hari Krida Pertanian ke-51 tahun 2023 yang digelar Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo telah melakukan penandatanganan kerjasama asuransi untuk 1.000 hektar sawah di Ponorogo pada Rabu, 21/06/2023.
"Kita ingin amankan petani dari ancaman gagal panen."ujar Kang Bupati Sugiri Sancoko pada puncak peringatan hari Krida Pertanian ke-51 tahun 2023.
Dijelaskan Kang Bupati, pemberian asuransi petani yang gagal panen sebagai bentuk implementasi dari visi misi pertanian hebaat yang sudah dia janjikan ketika awal maju menjadi calon Bupati ponorogo diantaranya asuransi lahan pertanian dari ancaman gagal panen.
"Seribu hektar sawah produktif di Ponorogo sudah kita asuransi dengan menggandeng PT Jasindo."terang Kang Bupati Sugiri.
Selanjutnya, premi pembayaran asuransi sawah milik ratusan petani itu, ditanggung oleh APBN dan APBD. Dengan pembagian 80 persen dari APBD dan 20 persen dari APBN.
Besar harapan dengan asuransi tersebut maka petani di Ponorogo bisa sedikit tenang tanpa dihantui merugi jika terjadi ancaman gagal panen yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan maupun serangan hama.
"Kita ingin mencarikan solusi dan pengaman bagi petani jika terjadi musibah dengan asuransi."ungkapnya.
Selain itu, agar produksi pertanian meningkat sekaligus mengurangi biaya atau cost bagi petani khususnya ketersedian air yang cukup dengan membuat program listrik masuk sawah. Dan program itu diyakini bupati bisa menekan biaya petani hingga 75 persen.
"Listrik masuk sawah ini mendukung penggunaan Sibel mandiri oleh petani."bebernya.
Sementara itu Masun, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo mengaku jika program asuransi pertanian ini diperuntukan untuk lahan sawah yang masuk dalam zona ancaman 3 endemik. Yakni, banjir, kering, dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Dijelaskan Masun, pihaknya sudah punya peta di wilayah dan sudah dihitung kurang lebih ada 1.000 hektar dengan total petani 149 orang.
"Saat ini prosesnya sudah diinput aplikasi SIAP ( Sistem Informasi Asuransi Pertanian) di Jasindo, dan akan selesai per Juli depan. Asuransi ini untuk satu musim tanam," ungkapnya.
Masun menjelaskan, masa asuransi pertanian ini akan berlangsung hingga 3 sampai 4 bulan dalam satu musim tanam.(Adv/Nang).
Posting Komentar