Perdana, pemberangkatan jamaah haji kloter 51 dari kantor Kemenag Kabupaten Ponorogo
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Musim haji tahun 2025 resmi dimulai bagi para calon jamaah haji asal Kabupaten Ponorogo. Jumat pagi, 16 Mei 2025, sebanyak 19 jamaah dari kloter 51 dilepas menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Mereka akan bergabung dengan rombongan jamaah dari Kabupaten Magetan untuk melanjutkan proses persiapan haji.
Prosesi pemberangkatan kloter 51 ini berlangsung khidmat di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo. Kepala Kemenag Moh. Nurul Huda memimpin langsung acara pelepasan tersebut.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa para calon tamu Allah itu merupakan bagian dari kloter 51 yang kini digabung bersama jamaah dari daerah tetangga.
"Awalnya Ponorogo terbagi dalam dua kloter, yaitu 51 dan 52. Namun karena adanya perubahan dari pihak Syarikah di Arab Saudi, maka formasi kloter berubah menjadi lima: kloter 51, 52, 53, 57, dan 82," jelas Nurul Huda.
Perubahan kloter ini, lanjutnya, tidak mengurangi semangat para jamaah. Mereka tetap antusias dan siap lahir batin menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Bahkan, menurutnya, penyesuaian ini justru menunjukkan kesiapan dan kedewasaan para jamaah dalam menghadapi dinamika penyelenggaraan haji.
Tidak berhenti pada kloter 51, siang harinya—usai salat Jumat—Pemerintah Kabupaten Ponorogo kembali akan memberangkatkan dua kloter sekaligus, yakni kloter 52 dan 53. Rencananya, pelepasan akan dilakukan langsung oleh Bupati Ponorogo di lokasi yang sama.
"Alhamdulillah, proses berjalan lancar. Kami mohon doa dari masyarakat Ponorogo agar seluruh jamaah diberi kesehatan, kekuatan, dan kemudahan selama menjalankan ibadah haji. Semoga pulang membawa predikat haji mabrur," ujar Nurul Huda.
Total jumlah jamaah haji Ponorogo tahun ini mencapai ratusan orang yang tersebar dalam lima kloter, dengan rentang pemberangkatan secara bertahap mulai hari ini hingga akhir Mei 2025.
Pihak Kemenag juga memastikan seluruh persiapan logistik, transportasi, hingga pembinaan manasik telah dilakukan sejak beberapa bulan terakhir.
Bagi masyarakat Ponorogo, keberangkatan jamaah haji tidak hanya menjadi momen keagamaan semata, tetapi juga bagian dari kebanggaan sosial.
Tak sedikit keluarga dan tetangga mengiringi keberangkatan dengan tangis haru dan doa, sebagai simbol ikatan spiritual yang dalam antara kampung halaman dan Tanah Suci.
“InsyaAllah saya berangkat membawa doa dari banyak orang. Ini bukan hanya perjalanan pribadi, tapi amanah dari keluarga, tetangga, dan seluruh masyarakat yang berharap ridha Allah,” tutur salah satu jamaah.
Dengan wajah penuh harap, para jamaah meninggalkan tanah kelahiran mereka. Di pundak mereka, terpikul doa-doa dan kerinduan akan Baitullah.
Sebuah perjalanan yang bukan sekadar fisik, tetapi juga spiritual—menuju kedekatan hakiki antara manusia dan Sang Pencipta.(Nang).
Posting Komentar