TPA Mrican Overload, DLH Ponorogo Gagas Relokasi dan Eduwisata Gunungan Sampah

Gunungan sampah di TPA Mrican kedepan akan diubah menjadi eduwisata, semoga berhasil ya?.

PO
NOROGO, SINYALPONOROGO Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, kian hari kian menggunung. Meski berbagai upaya telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), gunungan sampah itu belum juga terurai. Bahkan, kondisinya kini dinilai sudah melewati batas aman dan berpotensi membahayakan warga yang melintas di sekitar lokasi.

Kamis, 15 Mei 2025, Plt. Kepala DLH Ponorogo, Marjono, bersama Kepala UPTD TPA Mrican, Abri Susilo, turun langsung meninjau kondisi lapangan. Dalam kunjungannya, Marjono menyebut bahwa kerja sama pengolahan sampah dengan pihak ketiga, PT Resinergi dan PT BES, memang sudah berjalan, namun belum sepenuhnya efektif.

“Baru sekitar 40 ton sampah per hari yang berhasil diolah. Padahal, jumlah sampah yang masuk mencapai 70 hingga 90 ton setiap harinya,” ungkap Marjono.

Ia menambahkan, salah satu penyebab belum optimalnya pengolahan sampah adalah sistem kerja yang masih satu shift, dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. 

Marjono berharap ke depan operasional pengolahan bisa dilakukan dua shift, agar volume sampah yang ditangani semakin meningkat.

Wacana Relokasi dan Sinergi Desa

Kondisi TPA yang sudah overload mendorong DLH mulai menyusun rencana jangka panjang: relokasi TPA ke lahan milik Perhutani yang masih berada di sekitar Desa Mrican. 

Saat ini, DLH tengah mengurus dokumen UKL-UPL ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai prasyarat perizinan ke Kementerian Kehutanan.

“Kita sedang proses izin penggunaan lahan baru dari Perhutani. Kalau semua lancar, ini jadi solusi jangka panjang bagi persoalan sampah di Ponorogo,” ujar Marjono.

Tak hanya itu, DLH juga mulai merancang pola pengelolaan sampah dari hulu dengan menggandeng karang taruna di tingkat desa. 

Nantinya, pengolahan akan dilakukan sejak di lingkungan masyarakat, sehingga hanya residu sampah yang masuk ke TPA.

“Ini baru sebatas wacana, tapi arah kita sudah ke sana. Harapannya, usia pakai TPA bisa diperpanjang,” jelasnya.

Gunungan Sampah Jadi Wisata Edukasi?

Menariknya, DLH Ponorogo juga mulai melirik potensi lain dari tumpukan sampah yang kini menjulang tinggi. Wacana menjadikan TPA Mrican sebagai lokasi wisata edukasi tengah dikembangkan. 

Harapannya, TPA tak hanya jadi tempat buangan sampah, tetapi juga sarana pembelajaran lingkungan bagi masyarakat dan pelajar.

“Kalau masyarakat makin sadar dan pengelolaan makin baik, kenapa tidak kita ubah jadi kawasan wisata edukatif?” katanya optimis.

DLH menyadari bahwa membenahi sistem pengelolaan sampah bukan perkara mudah. Namun dengan gotong royong dari seluruh elemen, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat, Marjono yakin wajah TPA Mrican bisa berubah: dari simbol krisis menjadi ikon inspirasi. (Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
SINYAL PONOROGO

🌐 Dibaca :