Jeruji Tak Halangi Kreasi: Warga Binaan Rutan Ponorogo Sulap Sampah Jadi Karya

Hasil karya WBP Rutan Ponorogo ubah limbah jadi karya yang luar biasa 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 — Di balik tembok tinggi dan pagar besi Rutan Kelas IIB Ponorogo, denyut kreativitas dan semangat belajar terus menyala. Minggu pagi ini, suasana bengkel kerja Rutan terlihat hidup warga binaan tampak sibuk mengolah botol bekas air mineral menjadi pot tanaman, sementara di sisi lain, percikan las menyala terang saat rangka besi dirakit menjadi gerobak sampah.

Inilah wajah pembinaan kemandirian yang dijalankan Rutan Ponorogo. Tak sekadar rutinitas, kegiatan ini mencerminkan tekad lembaga untuk menghadirkan ruang pembelajaran dan produktivitas, bahkan di tempat yang sering dipersepsikan sebagai akhir dari segalanya.

Plt. Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Jumadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan berbasis keterampilan yang dilaksanakan rutin setiap hari libur. 

“Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga mendapatkan bekal hidup yang nyata. Mereka harus tetap punya harapan dan peluang untuk memperbaiki diri,” ujarnya.

Di sudut bengkel, tumpukan botol plastik bekas ditata rapi. Warga binaan memotong, membersihkan, melubangi, lalu menghiasnya menjadi pot siap tanam. Program daur ulang ini mendukung gerakan urban farming di lingkungan rutan sekaligus menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.

Tak jauh dari sana, suara denting dan percikan api dari las listrik menandai kesibukan lainnya. Para warga binaan tengah merakit gerobak sampah berbahan besi, dengan teknik pengelasan yang dipelajari langsung di bengkel kerja. 

“Keterampilan seperti ini aplikatif, bisa langsung digunakan saat mereka kembali ke masyarakat,” kata Joko Wiyono, petugas pembinaan keterampilan.

Menurut Joko, semangat belajar para warga binaan sangat tinggi. Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan bakat alami dalam teknik pengelasan dan desain pot daur ulang. 

“Mereka tidak hanya bekerja, tapi juga menciptakan sesuatu. Kami melihat potensi besar di balik kesalahan masa lalu mereka,” tuturnya.

Program pelatihan ini terbuka untuk dikembangkan lebih luas melalui kolaborasi dengan lembaga pelatihan dan dunia usaha. Rutan Ponorogo ingin membuktikan bahwa pemasyarakatan bukan sekadar pengurungan, melainkan proses pembentukan kembali nilai, keterampilan, dan semangat hidup.

Dengan kegiatan seperti ini, Rutan Ponorogo mengirim pesan kuat ke luar sana: bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk tetap berkarya. Bahkan dari botol bekas dan besi tua, lahirlah potensi baru yang bisa membuka jalan menuju hidup yang lebih baik.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :