![]() |
Seremonial penanaman Biopori di halaman SMKN 1 Ponorogo |
PONOROGO, SINYALPONOROGO — Semangat menjaga lingkungan menggema di halaman SMKN 1 Ponorogo, Selasa (8/7). Ratusan siswa dan guru berbaur bersama Yayasan Menabung Air (Maesa Group) dalam gerakan bertema “Bergerak Bersama Cegah Banjir dan Krisis Air dengan Biopori.”
Acara yang digelar di area outdoor sekolah ini bukan sekadar sosialisasi. Para peserta diajak memahami isu krisis air dan solusi praktis lewat teknologi biopori — lubang resapan sederhana yang ternyata berdaya besar mencegah banjir, mengembalikan cadangan air tanah, hingga menyuburkan lahan.
“Ini langkah kecil tetapi berdampak besar. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga semua menjadi lebih paham dan tumbuh kepedulian yang tinggi untuk menjaga lingkungan, khususnya air,” tutur Katenan, S.Pd, M.MPd, Kepala SMKN 1 Ponorogo, membuka sambutan penuh antusias.
Hadir pula Bambang Suhendro, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Ponorogo. Ia sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut.
![]() |
Katenan, S.Pd, M.M.Pd Kepala sekolah SMKN 1 Ponorogo |
“Cinta lingkungan harus menjadi habit. Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut agar Ponorogo hijau, bebas banjir, dan tidak krisis air,” ujar Bambang yang juga menjabat Ketua Satgas Penghijauan Kabupaten Ponorogo.
Menurutnya, menghadapi persoalan lingkungan tak bisa dilakukan sendirian. “Butuh kolaborasi banyak pihak. Pemerintah, swasta, sekolah, dan masyarakat harus bergerak bersama,” tegasnya.
![]() |
Suasana sosialisasi edukasi pentingnya menjaga lingkungan di SMKN 1 Ponorogo |
Sementara itu, Andi Widodo, narasumber sekaligus PR & Kemitraan Yayasan Menabung Air (Maesa Group), berbagi visi besarnya. Sejak berdiri sebagai yayasan pada 2017, pihaknya telah menginisiasi ribuan biopori di Jawa Timur. Kini target makin ambisius: 5.000 biopori di Jawa Timur dan mencapai satu juta biopori secara nasional pada 2025.
“Kami selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan siapa saja yang peduli lingkungan. Biopori bukan sekadar lubang, melainkan harapan untuk generasi mendatang agar terhindar dari krisis air,” ungkap Andi.
![]() |
Andi Widodo, perwakilan dari yayasan menabung air (Maesa group) |
Tak hanya sosialisasi, acara dilanjutkan dengan aksi nyata: penanaman biopori di halaman sekolah. Terlihat para pejabat mulai dari asisten, kepala sekolah, perwakilan dari DLH dan propinsi Jatim dan komite sekolah dibantu para siswa terlihat bersemangat memegang bor biopori.
Menusuk tanah, lalu menimbunnya dengan tanah. Suara riuh canda para pelajar bercampur aroma tanah basah seolah menegaskan: perubahan dimulai dari sini.
Menariknya, kegiatan juga dirangkai dengan workshop sehari penuh yang menghadirkan pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Mereka memberikan pembinaan mendalam tentang pengelolaan lingkungan sekolah yang berkelanjutan.
“Anak-anak ini agen perubahan. Kalau mereka sudah sadar lingkungan sejak sekarang, masa depan Ponorogo akan lebih hijau dan lebih siap menghadapi perubahan iklim,” ujar seorang perwakilan DLH Jatim di sela workshop.
Langkah SMKN 1 Ponorogo ini diharapkan menjadi pemantik sekolah lain di Ponorogo untuk turut serta dalam gerakan hijau. Biopori mungkin terlihat sederhana, namun di balik lubang sedalam 100 cm itu, tersimpan solusi besar untuk menjaga bumi tetap lestari.
“Menanam biopori hari ini, menabung air untuk masa depan,” seru Andi Widodo, menutup materi dengan penuh inspirasi.
Penulis : Nanang
Posting Komentar